MoU antara Kejati Gorontalo dan Bank SulutGo

img_2900img_2858Gorontalo-Rabu (21/9) Kembali Kejaksaan Tinggi Gorontalo melaksanakan Kesepakatan Bersama (MoU). Kali ini Kejaksaan Tinggi Gorontalo melaksanakan MoU dan menandatangani Naskah Memorandum of Understandin (MoU) dalam Bidang Hukum Perdata dengan Bank SultGo (Sulawesi Utara-Gorontalo).

Acara yang dilaksanakan di aula Kantor Kejati Gorontalo dimulai pada pukul 09.30 Wita dihadiri Kajati Made Suratmaja dan Wakajati Firdaus Dewilmar, Direktur Bank SulutGo beserta pimpinan cabang dan jajarannya, para Asisten, Walikota Gorontalo, Bupati Gorontalo Utara, Wabup Kabupaten Gorontalo, Wabup Kabupaten Boalemo serta Kajari se Provinsi Gorontalo.

Mou antara Kejati Gorontalo dan Bank SulutGo ini diadakan sebagaimana yang disampaikan Direktur Bank SulutGo adalah dalam rangka mengawal uang rakyat dan mengelola dana dari pemerintah daerah yang merupakan uang negara sekaligus mempertahankan agar supaya dana-dana yang disalurkan betul-betul dimanfaatkan sesuai dengan penggunanan.

Dalam sambutannya Kajati Gorontalo mengatakan penandatangan MoU ini adalah suatu peristiwa yg strategis artinya bahwa dengan penandatangan MoU ini seluruh persoalan-persoalan hukum khususnya hukum bidang perdata yang dihadapai Bank SulutGo diserahkan penangannya kepada kejaksaan dan ini merupakan manfaat yang baik dan saling menguntungkan.

Selesai ditandatanganinya MoU acara dirangkaikan dengan Sosialisasi TP4D (Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah)  yang dibawakan oleh Wakajati Gorontalo dengan tema “Soliditas antara TP4D Kejati maupun Kejari dengan Bank SulutGo terkait dengan mengawal dan mengamankan Kredit Usaha Rakyat (KUR)”.

Sosialisasi ini disampaikan Wakajati Gorontalo mengingat KUR merupakan program pemerintah yang wajib hukumnya untuk disalurkan oleh seluruh bank yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang ada dipedesaan atau dimasyarakat, dan ini seiring juga dengan dana desa dan program-program Pemerintah dengan Nawa Citanya membangun Indonesia itu dimulai dari desa. (ydh-and)